Wanita berusia 20-30 tahunan payudaranya masih sangat padat sehingga agak sulit melihat kelainan di payudaranya - dr. Alfifah Amiruddin
Mamografi, menurut konsultan ahli bedah payudara dari Breast Clinic RS.Mitra Kemayoran Jakarta dr. Alfifah Amiruddin, masih menjadi standar emas pemeriksaan payudara untuk penegakan diagnosis dan stadium.
"Pemeriksaan lain, seperti USG (ultrasonografi), MRI (magnetic resonance imaging) atau CT-Scan hanyalah pemeriksaan penunjang mamografi," katanya dalam acara seminar kesehatan bertajuk Tren Terkini Bedah Payudara di Jakarta, Selasa (15/1/13).
Pemeriksaan mamografi idealnya dilakukan saat seorang wanita berusia 40 tahun. "Wanita berusia 20-30 tahunan payudaranya masih sangat padat sehingga agak sulit melihat kelainan di payudaranya," katanya.
Pemeriksaan payudara tersebut seharusnya dilakukan secara rutin, selain soal kecurigaan terhadap kanker tetapi juga untuk pemeliharaan kesehatan payudara secara keseluruhan.
Mamografi juga bisa mendeteksi adanya tumor yang tidak teraba benjolan. Biasanya tumor yang baru sebesar pasir dan bergerombol atau kluster.
"Kalau tumor belum teraba maka kesempatan untuk mempertahankan bentuk payudara semakin besar," kata dokter yang ahli di bidang onkoplastik payudara ini.
Mamografi sebaiknya dilakukan setelah masa menstruasi karena seminggu sebelum haid kadar hormon estrogen meningkat. Hal ini akan menyebabkan semua struktur dalam payudara membesar. "Selain itu juga terjadi retensi cairan sehingga terasa sakit dan berat," paparnya.
Selain cek mamografi, para wanita juga disarankan menjalankan gaya hidup sehat seperti tidak merokok, menjaga berat badan ideal, serta rutin melakukan pemeriksaan payudara sendiri.
sumber : kompas[.]com
0 comments:
Post a Comment